10 April 2010

tentang cinta


tentang cinta

Cinta, satu kata yang membuat kehidupan ini tetap berjalan. Yang hadir bersama senyuman matahari yang bercahaya di permulaan hari. Merenda senja dalam temaram jingga, mengantar makhluk alam kembali ke rumah istananya. Dengannya, bintang-bintang berkerlip memukau di langit malam. Bersanding sempurna dengan rembulan, anugerah alam yang tak pernah lekang menjadi titik inspirasi para pujanga.

Cinta itu indah. Seindah dunia yang menawarkan berjuta cita dan impian. Ibarat angin, yang mampu menyegarkan jiwa rapuh dari pokok oase kekeringan. Meliuk, memeluk lembut semesta raya dengan tiupan keharmonisannya. Bergabung bersama air menciptakan tetesan hujan, menghidupkan bumi setelah matinya. Seperti matahari, yang setia menerangi alam dengan kecerahan sinarnya. Bahkan dalam gelappun, ia masih memantulkan murni sinarnya lewat jejak sang rembulan.

Cinta memang penuh dengan warna. Pelangi kehidupan yang menuntun gerak langkah menuju puncak pilihan kebahagiaan jiwa. Melukis sempurna langit biru dengan Maha Karya Agung yang memantulkan sejuta ketundukan akan hakikat kesejatian Sang Pencipta. Meskipun, sebagian manusia yang terjebak pada pikiran sempit nafsu kesalahan, hanya mengenal warna merah jambunya saja. Kemudian menarik determinan kesimpulan lucu yang kekanak-kanakan. Tanpa tanggung jawab yang meruntuhkan nilai kemuliaannya.

Cinta menggerakkan nurani ibu untuk memberikan sepenuh kasih sayang kepada anak-anaknya. Yang menitikkan air mata dan darah bagi kebahagiaan keluarganya dalam doa di penghujung sholat. Melelahkan tubuh ayah dalam kerja yang tak putus.

Cinta yang membuat burung mengepakkan sayapnya mengelana bumi. Menginspirasi laut untuk melayarkan bahtera di permukaan riak-riaknya. Menumbuhkan pohon dari biji kecil yang tak memiliki daya di awal pertumbuhannya.

Cinta adalah nafas bagi kehidupan, sampai kapan pun tak akan berakhir. Selama nurani masih berpijar dalam jalinan detak jantung. Selama mata masih mengerjap, selama itu juga, cinta akan selalu hadir. Tersenyum bersama insan-insan yang merindukan cinta sejati. Sampai ke taman syurga para pecinta Nur/Cahaya Ilahi, yang merindukan bertemu dengan Wajah Sang Kekasih, di istana yang mengalir sungai-sungai bening di bawahnya.

Kehidupan adalah cinta. Yang membuat kita tertawa dan menangis. Cinta pulalah yang membuat kita menyenandungkan lagu jiwa, mengobati lara hati yang terluka. Cinta juga, yang menggerakkan jemari tanganku menekan tuts-tuts keyboard komputer ini untuk kemudian merangkainya menjadi tulisan. Meskipun semua hal tentang cinta belum sempurna terangkum di sini, sebab cinta memang tak terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top

10 April 2010

tentang cinta


tentang cinta

Cinta, satu kata yang membuat kehidupan ini tetap berjalan. Yang hadir bersama senyuman matahari yang bercahaya di permulaan hari. Merenda senja dalam temaram jingga, mengantar makhluk alam kembali ke rumah istananya. Dengannya, bintang-bintang berkerlip memukau di langit malam. Bersanding sempurna dengan rembulan, anugerah alam yang tak pernah lekang menjadi titik inspirasi para pujanga.

Cinta itu indah. Seindah dunia yang menawarkan berjuta cita dan impian. Ibarat angin, yang mampu menyegarkan jiwa rapuh dari pokok oase kekeringan. Meliuk, memeluk lembut semesta raya dengan tiupan keharmonisannya. Bergabung bersama air menciptakan tetesan hujan, menghidupkan bumi setelah matinya. Seperti matahari, yang setia menerangi alam dengan kecerahan sinarnya. Bahkan dalam gelappun, ia masih memantulkan murni sinarnya lewat jejak sang rembulan.

Cinta memang penuh dengan warna. Pelangi kehidupan yang menuntun gerak langkah menuju puncak pilihan kebahagiaan jiwa. Melukis sempurna langit biru dengan Maha Karya Agung yang memantulkan sejuta ketundukan akan hakikat kesejatian Sang Pencipta. Meskipun, sebagian manusia yang terjebak pada pikiran sempit nafsu kesalahan, hanya mengenal warna merah jambunya saja. Kemudian menarik determinan kesimpulan lucu yang kekanak-kanakan. Tanpa tanggung jawab yang meruntuhkan nilai kemuliaannya.

Cinta menggerakkan nurani ibu untuk memberikan sepenuh kasih sayang kepada anak-anaknya. Yang menitikkan air mata dan darah bagi kebahagiaan keluarganya dalam doa di penghujung sholat. Melelahkan tubuh ayah dalam kerja yang tak putus.

Cinta yang membuat burung mengepakkan sayapnya mengelana bumi. Menginspirasi laut untuk melayarkan bahtera di permukaan riak-riaknya. Menumbuhkan pohon dari biji kecil yang tak memiliki daya di awal pertumbuhannya.

Cinta adalah nafas bagi kehidupan, sampai kapan pun tak akan berakhir. Selama nurani masih berpijar dalam jalinan detak jantung. Selama mata masih mengerjap, selama itu juga, cinta akan selalu hadir. Tersenyum bersama insan-insan yang merindukan cinta sejati. Sampai ke taman syurga para pecinta Nur/Cahaya Ilahi, yang merindukan bertemu dengan Wajah Sang Kekasih, di istana yang mengalir sungai-sungai bening di bawahnya.

Kehidupan adalah cinta. Yang membuat kita tertawa dan menangis. Cinta pulalah yang membuat kita menyenandungkan lagu jiwa, mengobati lara hati yang terluka. Cinta juga, yang menggerakkan jemari tanganku menekan tuts-tuts keyboard komputer ini untuk kemudian merangkainya menjadi tulisan. Meskipun semua hal tentang cinta belum sempurna terangkum di sini, sebab cinta memang tak terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar